#5 Peran Orang Tua Dalam Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak






_*Visi & Misi Pengasuhan*_

>Riset YKBH (2014) pasangan muda sebagian besar tidak merumuskan tujuan pengasuhan


_1. Bagaimana Memulai?_

Anak adalah amanah Allah. Kita dipilih sebagai baby sitternya. Allah berikan dalam keadaan terbaik, maka tidak selayaknya kita kembalikan kepada Allah dalam keadaan penuh cedera.


_2. Bagaimana Merumuskan Visi & Misi Pengasuhan_

a. Mulailah dengan mensucikan jiwa dan meluruskan niat (Tazkiyyatunnafs)

b. Banyak mendekat kepada Allah, menjaga diri dari perkara yang meragukan. Agar memiliki tutur tegas namun lembut, gagasan dan tindakan penuh makna dan berbobot ketika mendidik anak-anak

c. Berprasangka baik kepada Allah. Ingat kembali akar aqidah, poin-poin tauhid, dan misi penciptaan kita di dunia.

d. Memahami konsep keshalihan yang sesungguhnya. Shalih bukan status, tapi merupakan amal.


_3. Apa Tujuan Pengasuhan?_

a. Agar anak menjadi insan yang bertaqwa
b. Menjadi calon suami/istri idaman
c. Menjadi calon ayah/ibu shalih
d. Menjadi profesional
e. Menjadi pendidik
f. Menjadi pengayom
g. Menjadi sebaik-baik manusia, yaitu yang bermanfaat bagi manusia lainnya

Untuk pengasuhan anak perempuan cukup sampai poin ke 5. Sedangkan poin 6 & 7 lebih khusus untuk anak laki-laki

_4. Gambaran Hasil Pengasuhan Di Indonesia_

> sejak tahun 2009 hingga 2016 kenaikan angka perceraian meningkat 16-20%. Pada 2015 bahkan setiap jam terjadi 40 kasus sidang perceraian atau sekitar 340.000 lebih gugatan cerai.

> Perceraian ini mayoritas terjadi pada keluarga baru (usia pernikahan 1 tahun)

> Penyebab terbanyak : perselingkuhan

_*Zina menjadi gaya hidup*_

Penyebabnya :
- Self image yang buruk : saya jelek, saya gendut, saya tidak cekatan, saya tidak berharga
- Tidak hangatnya hubungan orang tua dengan anak
- Tidak terpenuhinya kebutuhan anak : kesepian, terabaikan, tidak terlindungi

Masalah utamanya : *komunikasi yang buruk*

Terlalu tergesa-gesa menggegas: menggunakan 12 gaya populer pengasuhan, tidak membaca gestur tubuh anak, tidak memahami perasaan, tidak sempat menyapa keunikannya


*Mengapa zina mudah menjadi gaya hidup?*
- Orang tua terlalu sibuk mempersiapkan karier anak, mempersiapkan anak secepatnya sukses materi dan dunia, tapi abai mempersiapkan aqil balighnya.
- Orang tua tidak memenuhi kebutuhan anak tetapi terlalu bersemangat memenuhi keinginan anak.

*Fitrah Seksualitas*

" *Setiap anak di lahirkan dalam perempuan atau laki-laki, tidak ada yang lainnya*. Fitrah kelelakian bagi anak laki-laki tidak sama dengan fitrah keperempuanan bagi anak perempuan.
Fitrah kelelakian akan berkembang menjadi *fitrah keayahan* dan fitrah keperempuanan akan berkembang menjadi *fitrah keibuan*
(Harry Santosa)

[12/08, 20:03] Link Link Liani Miipb5 Kalbar: Gimana mba mba sampai sini udah lumayan terbuka kan mata batinnya *betapa pentingnya peran orang tua dalam membangkitkan fitrah seks anak* ๐Ÿ˜ข
[12/08, 20:04] Auliya MIIPB#5: Salah satu sebabnya mbk. Sebab yg lainny adlah untuk mempertahankn eksistensi. Krn kurangnya kehadiran sosok pengakuan dr ayah atw ibuny saat kecil.

*LGBT bukan fitrah*

* Fitrah tidak mungkin dilaknat
* Jangankan perilakunya, menyerupai saja sudah menimbulkan laknat

*Bagaimana caranya dan apa peran kita sebagai orangtua?*

Presentasi berjudul Pentingnya Membangkitkan Fitrah Seksualitas pada Anak ini diawali dengan membahas istilah gender. Istilah gender diperkenalkan oleh seorang seksolog, Jhon Money, tahun 1955. Gender merujuk pada perbedaan perilaku berdasarkan jenis kelamin. Istilah gender mengalami perubahan makna dari jenis kelamin (sex) menjadi peran sosial (social role). Menurut kamusbesar.com, gender adalah sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang di konstruksi secara sosial dan kultural (glosarium). Konsep yang mengacu pada peran-peran dan tanggungjawab laki-laki dan perempuan yang terjadi akibat dari dan dapat berubah oleh keadaan sosial dan budaya manusia (glosarium).

Ketika pemaknaan gender sampai pada titik bahwa laki-laki dan perempuan sebagai mitra yang saling membantu, bermitra secara harmonis, maka posisi ini berada pada titik seimbang. Namun, ketika peran-peran tersebut menempatkan salah satu dari mereka berada di titik yang tidak seimbang, maka akan muncul berbagai  permasalahan. Misal, kasus kekerasan fisik/ psikis yang dialami sebagian perempuan karena tertanam dalam alam bawah sadarnya bahwa dia makhluk lemah tak berdaya. Contoh lain, suami yang menyerahkan sepenuhnya urusan rumah tangga dan anak-anak pada istri dengan alasan tugas suami mencari nafkah, tugas istri mengurus anak dan rumah tangga.

Fenomena tersebut, bisa jadi dipicu oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah faktor budaya yang masih menganut paham patriarki. Faktor sosial yaitu mengalir derasnya informasi tanpa sekat. Ada juga faktor ekonomi yang menyebabkan orang tua sibuk bekerja dan menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak ke institusi sekolah.

Orang tua hendaknya kembali kepada peran dan fungsi utamanya sebagai pendidik anak-anak. Berkaitan dengan pergeseran seksual dan peran gender yang terjadi saat ini, orang tua wajib bersinergi dalam membangkitkan fitrah seksualitas anak. Karena menumbuhkan fitrah ini banyak bergantung pada kehadiran dan kedekatan dengan ayah dan ibu.

Fitrah seksualitas penting untuk dibangkitkan sejak dini supaya :
Anak mengerti dan bisa memastikan identitas seksualnya, apakah dia itu laki-laki atau pun perempuan
Anak mengenali peran seksualitas yang ada pada dirinya sehingga mampu menempatkan dirinya sesuai peran seksualitasnya
Mengajarkan anak untuk melindungi dirinya dari kejahatan seksual

Seperti kita tahu bahwa peran orangtua sangat penting sekali dalam membangkitkan fitrah seksualitas pada anak. menjadi pendamping utama, menjadi teman belajar, menjadi tempat berkeluh kesah. Ya, kita harus memastikan bahwa kita, orangtua, adalah orang pertama yang menjadi teman diskusi anak dalam berbicara seksualitas.

Orang tua memastikan, fitrah seksualitas bertumbuh sesuai usianya, agar kelak anak laki-laki bisa berperan sebagai laki-laki sejati, anak perempuan bisa berperan sebagi anak perempuan sejati.

Perlunya peran ayah dan ibu bersinergi kuat. apalagi dengan tantangan yang sangat luar biasa di zaman sekarang.

Nah, dari mana dimulainya? Pendidikan seks dimulai sejak Ibu menyusui, dari menyusui, anak bisa merasakan kasih sayang yang tulus dari Ibu, lalu ia mulai mengenal suara ibunya, dan mulai bisa merasakan bahwa Ibu, adalah sosok yang penyayang, wanita. kemudian dilanjutkan dengan fase selanjutnya yakni, anak laki-laki dekat dengan ayah, anak perempuan dekat dengan ibu, setelah usia 7 tahun , bertukar. ayah dekat dengan anak perempaun, pun sebaliknya. hal ini membantu anak dalam membentuk konsep gendernya.

Peran ayah dan bunda juga penting, terutama saat mendampingi anak menggunakan media, mengajarkan organ tubuh dengan menggunakan bahasa sebenarnya. waaah, bahasa sebenarnya? iya, betul. supaya anak tidak bingung dengan istilah yang dia dengar. tak perlu tabu menyampaikan mana vagina, penis, payudara, dan yang terpenting ucapkan dengan nada yang biasa saja, sama seperti kita mengucapkan jantung, paru-paru, mata, telinga, hidung, kulit, dan organ tubuh lainnya.

aaah menarik sekali ya...

Selayaknya bagi kita sebagai orang tua pun mengajarkan untuk menghormati dan menghargai tubuh anak.
Sebagai contoh : saat akan mengganti pakaian, mintalah izin pada anak "Nak, bunda buka ya pakaiannya. Abang pipis, kita ganti ya, biar bersih dan segar lagi.."
Tujuannya agar anak paham bahwa tubuhnya adalah aset pribadi yang harus dijaga dan tidak semua orang boleh menyentuhnya.

Bagaimana anak akan paham dan menghargai tubuhnya jika kita sebagai orang tua (teladannya) saja tidak berusaha menghargainya karena menganggap kita berhak? ๐Ÿ˜‰

*_Tahapan Orang Tua Mendidik Fitrah Seksualitas_*

*1. Usia 0 -2 tahun*

Dekatkan anak dengan ibunya. Pada usia 0-2 tahun, anak masih menyusu pada ibunya.Menyusui adalah pondasi penguatan konsepsi semua fitrah.

*2. Usia 3-6 tahun*

 Pada tahapan ini penguatan konsepsi gender dengan penggambaran positif gender masing-masing. Anak laki-laki dan perempuan harus didekatkan dengan kedua orang tuanya. Indikator pada tahapan ini adalah anak dapat menyebutkan dengan jelas dan bangga dengan gendernya di usia tiga tahun.

*3.  Usia 7-10 tahun*

Penyadaran potensi gender dengan aktivitas yang relevan dan beragam sesuai gendernya.

Ayah mengajak anak laki-laki berperan dan beraktivitas sebagai laki-laki di kehidupan sosialnya. Termasuk menjelaskan tentang mimpi basah, fungsi sperma, dll.

Ibu mengajak anak perempuan beraktivitas sebagai perempuan di kehidupan sosialnya. Dijelaskan tentang menstruasi, dll.

Indikator pada tahap ini, anak laki-laki mengagumi ayahnya dan anak perempuan mengagumi ibunya.

*4. Usia 11-14 tahun (pre aqil baligh)*

Tahap pengujian eksistensi melalui ujian di kehidupan nyata.

Anak laki-laki didekatkan dengan  ibunya dan memahami cara pandang perempuan (ibunya). Anak perempuan  didekatkan dengan ayahnya dan memahami cara pandang laki-laki (ayahnya).

Indikator pada tahapan ini adalah persiapan dan keinginan menjadi ayah bagi anak laki-laki dan menjadi ibu bagi anak perempuan.


*5.  Usia 15 tahun*

Penyempurnaan fitrah seksualitas sehingga berperan keayahbundaan. Pada tahapan ini anak sudah dibebani beban syariah, dan berubah stastusnya menjadi mitra orang tua. Anak sudah siap berperan sebagai ayah dan bunda sejati

๐ŸŒบ *10 Peran Penting Orangtua Dalam Pendidikan Seks Untuk Anak*

Perkara mengajarkan tentang seksual ke anak itu memang menjadi momok lumayan besar ya untuk orangtua. Sepertinya walaupun sudah beberapa kali ikut seminar tetap saja menunda-nunda proses pembelajaran itu. Dan tetap kaget ketika ditanya anak, walaupun udah tahu jawabannya. Kalau masih bisa menghindar akan menghindar. Jadi ini beberapa peran penting orangtua dalam pendidikan seks menurut kami:

๐ŸŒผ๐ŸŒผ1. Dulu vs Sekarang๐ŸŒผ๐ŸŒผ

Dorongan seks itu adalah sesuatu yang alamiah. Yang perlu kita ingat, dorongannya lebih tinggi untuk anak-anak sekarang daripada zaman kita kecil dulu. Kalau dulu kita baru melihat adegan ciuman ketika SMP atau SD akhir, sekarang anak kecil sudah terpapar hal-hal tersebut sejak balita dengan banyaknya sinetron dan terhubungnya mereka dengan internet. Dan, sebenarnya di sekitar kita banyak hal-hal yang sifatnya informasi seksualitas, tanpa kita sadari. Misalnya, ada penyanyi dengan baju seksi di TV atau saat memgajak anak ke bioskop. Ya, sih, nontonnya film anak kecil, tapi poster-poster di bioskop itu banyak sekali yang vulgar, lho. Menonton atau membaca buku tentang princess juga bisa dibilang informasi seksual. Ada adegan Snow White dicium oleh pangeran di sana dan lain sebagainya. Jadi, kalau sikap kita santai karena mikir anak masih kecil, ya, itu salah, sih, karena kita adu cepat dengan sumber informasi yang lain.

๐ŸŒผ๐ŸŒผ2. Hilangkan rasa tabu๐ŸŒผ๐ŸŒผ

Yang merasa malu dan canggung itu kan kita sebagai orangtua. Anak, sih, biasa saja. Ketika mereka menanyakan tentang hal-hal yang berhubungan dengan seksualitas, di pikiran mereka sama seperti saat menanyakan hal lain. Pertanyaan “Bagaimana adik dibuat?”, untuk mereka sama seperti “Kenapa kentut itu bau?”. Jadi ,santai saja!

๐ŸŒผ๐ŸŒผ3. Lengkapi diri dengan pengetahuan๐ŸŒผ๐ŸŒผ

Jadi, ya, Mommies, kalau ada yang suka bilang “adik bayi lahir dari perut”, itu salah, ya ๐Ÿ˜‹ Yang benar, adik bayi keluar dari rahim, bukan perut. Kalau perut, sih, laki-laki juga punya. Jadi anak harus tahu bahwa ada organ-organ tubuh yang berbeda antara perempuan dan laki-laki.

Biasakan juga menyebut organ tubuh sesuai nama benarnya: penis dan vagina, supaya alat vital tersebut tidak berkesan ‘mainan’. Karena kalau namanya diganti jadi ‘pee pee’, kan, jadi terdengar lebih bercanda, yah. Terus, ketika mereka misalnya lapor ke gurunya kalo ‘pee pee-nya sakit juga gurunya bisa bingung nggak mengerti apa yang dimaksud. Ini penting juga kalau misalnya ada yang melakukan kekerasan seksual dan dia melaporkan ke orang lain yang tidak tahu kosa katanya, jadi orang tersebut cepat mengerti.

Terus .. pasti banyak, deh, yang anaknya senang lari-lari keluar dari kamar mandi tanpa pakai baju dulu. Kita cenderung, “Eh, ayo pakai baju dulu, dong, kan malu.” Padahal, si anak tidak merasa malu. Jadi yang mesti ditekankan adalah ada bagian-bagian tubuh yang tidak untuk diperlihatkan.

Harus tahu juga misalnya, mimpi basah itu apa, sih? Sering ada kasus ketika anaknya mimpi basah malah diinterogasi, “Memang kamu membayangkan apa sebelum tidur? Di mimpinya melakukan apa? Dengan siapa?” Padahal, seringnya mereka juga tidak tahu mimpinya tentang apa dan siapa.

๐ŸŒผ๐ŸŒผ4. No is a complete answer!๐ŸŒผ๐ŸŒผ

Jadi, ketika anak lagi tidak mau berbagi mainannya, ya, biarkan saja. Atau mungkin hal-hal lain. Nggak perlu ketika anak bilang ‘tidak’ lantas dibujuk sedemikian rupa supaya berubah pikiran. Kemampuan bilang tidak ini adalah latihan untuk mereka di kemudian hari, bahwa akan ada banyak momen di mana mereka harus berkata tidak. Misalnya, ketika diajak mencoba narkoba oleh teman-temannya, diajak melakukan hubungan seksual dan sebagainya. Mereka, kan, tidak perlu merasa memberi alasan panjang lebar pada teman-temannya ketika mereka menolak. A firm NO is enough, no justification needed.

๐ŸŒผ๐ŸŒผ5. Hati-hati dengan apa yang diucapkan sehari-hari.๐ŸŒผ๐ŸŒผ

Seringnya tanpa kita sadari, kita sudah mengeluarkan kata-kata yang bisa dikategorikan informasi seksual. Misalnya, anak perempuan kita memakai tanktop dan terucaplah, ‘”Ih, seksi banget, siih, bajunya”, tanpa maksud apa-apa.
Atau terkadang kita juga suka bercanda mengatakan “Memang pacar kamu di sekolah siapa?” Jangan sampai mereka mengasosiasikan pacar dengan cinta. Nanti, dikit-dikit cinta, kan, repot. Untuk anak yang sudah di Sekolah Dasar, akan lebih bisa diberi pengertian kalo cinta itu seperti ayah-ibu, cinta itu butuh waktu, komitmen dan usaha, berbeda dengan hanya; tertarik.
Sering juga kan kita mendengar kucing ribut dan orang-orang di sekitar berkomentar “Kucing kawin, tuuh, kucing kawin”. Nah, itu sebenarnya, kan, sumber informasi seksual juga.

๐ŸŒผ๐ŸŒผ6. Hindarkan ancaman dan sogokan๐ŸŒผ๐ŸŒผ

Sama seperti kita harus menghormati ucapan tidak dari anak. Ancaman dan sogokan itu hanya solusi short term yang tidak memberikan efek bagus di kemudian hari. Bayangkan, kalau anak kita gampang disogok, bukan nggak mungkin nanti dia terjerumus karena sogokan yang dia terima, kan? Atau anak sudah merasa kerdil dengan ancaman orangtua, jadi ketika diancam temannya atau orang dewasa lain juga langsung mengkeret dan tidak berani melawan. Pemahaman bahwa orang dewasa pasti benar, juga harus dijauhkan, ya, Mommies karena kita pun tahu bahwa orang dewasa itu nggak selalu benar ☺.

๐ŸŒผ๐ŸŒผ7. Selalu dalam konteks pernikahan๐ŸŒผ๐ŸŒผ

Jadi, ketika kita sedang membahas tentang hubungan seksual, selalu tekankan bahwa ini hanya terjadi dalam pernikahan. Kaitkan juga dengan norma agama. Tapi, nilai-nilai agama juga tidak cukup untuk membuat mereka memutuskan untuk tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. Jadi, tetap harus dibek8ali dengan bahayanya seks di luar pernikahan, penyakit-penyakit yang dapat timbul karenanya dan lain sebagainya.

๐ŸŒผ๐ŸŒผ8. Hati-hati dengan dunia virtual๐ŸŒผ๐ŸŒผ

Anonimitas di dunia virtual dapat membuat seseorang bersikap jauh berbeda dengan kesehariannya. Jangankan untuk anak, yang dewasa pun begitu. Sering, kan, kita mengalami bertemu orang yang di Twitter cerewet, ternyata begitu bertemu muka, malah pendiam sekali. Sebaiknya, anak jangan dibekali dengan smartphone terlalu dini. Umumnya, anak di bawah 11 tahun itu masih belum siap untuk menggunakan smartphone. Memang sih mereka jago mengoperasikannya, tapi itu cuma jago motoriknya. Bukan berarti mental dan emosinya sudah siap untuk terpapar oleh derasnya informasi dari smartphone.

๐ŸŒผ๐ŸŒผ9. Kita tidak bisa mensterilkan anak dari kondisi ini๐ŸŒผ๐ŸŒผ

Jadi, kalau kita mengajak nonton film anak-anak dan ternyata ada adegan ciumannya kita nggak perlu “Ayo, TUTUP MATA”. Pesan yang tersampaikan adalah seks itu hal yang tabu untuk dibahas di keluarga kita. Lagipula harusnya, sih, kalau memang itu film anak-anak, ciumannya tidak akan seheboh orang dewasa, ya, mungkin hanya kecup sedikit dan konteksnya adalah suami istri.

Karena kita tidak bisa mensterilkan, penting sekali untuk mengajari anak tentang konsep diri, untuk mengenali emosinya, memilah antara emosi dan tindakan, menghindari cemburu atau iri, tentang modesty, pentingnya olahraga, dan lain sebagainya. Banyak yang harus dipersiapkan untuk mematangkan kepribadian anak dan menyiapkan mereka supaya tidak terjerumus. Korban kekerasan seksual biasanya adalah anak-anak yang helpless, yang bergantung pada orang lain, tidak mengerti bahaya dan bagaimana melindungi dirinya sendiri.


๐ŸŒผ๐ŸŒผ10. Communication is the key!๐ŸŒผ๐ŸŒผ

Basi, ya, kedengerannya. Sepertinya, semua masalah memang  akarnya adalah komunikasi. Tapi memang benar, saya juga baru menyadari betapa pentingnya komunikasi ini, karena komunikasi erat kaitannya dengan bonding. Komunikasi yang lancar dan meaningful akan memudahkan segalanya. Salah satunya dalam proses memberi pengertian ke anak tentang hubungan seksual. Kuantitas juga pastinya perlu, karena sebaiknya percakapan tentang hubungan seksual terjadi out of the blue, bukan pada waktu yang kita jadwalkan, dan itu hanya terjadi kalau kita sering bertemu dengan anak. Hal ini dapat dimulai dari kecil, lho. Ketika anak umur 2 tahun kita ajak untuk menengok teman yang baru melahirkan di rumah sakit, misalnya. Diskusi seksual ini disesuaikan dengan tingkatannya saja.

Yang perlu kita ingat, terkadang, tanpa kita sadari kita menjadi penghambat komunikasi; seperti mengabaikan perasaan anak, mengalihkan pembicaraan, memerintah, sarkasme, interogasi, memberi nasehat yang seharusnya kita lakukan adalah mendengarkan.

_*Meluruskan Dorongan Seksual Anak:*_

1. Izin masuk kamar

"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki dan orang-orang yang belum baligh di antara kamu, meminta izin kepada kamu 3 kali (dalam sehari), yaitu sebelum subuh ketika kamu meninggalkan pakaian (luar)-mu, di tengah hari, dan setelah shalat isya. Itulah 3 aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak pula atas mereka, selain di tiga waktu itu. Mereka melayani kamu, sebagian kamu memiliki keperluan terhadap sebagian yang lain. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatNya kepadamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan apabila anak-anakmu telah sampai usia baligh, maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang sebelum mereka meminta izin. Demikian Allah menjelaskan ayat-ayatNya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (An Nuur 58)

Kedua orang tua harus senantiasa menutup aurat di hadapan anak-anak mereka setiap waktu. Mencegah anak-anak terjangkiti penyakit jiwa karena dorongan biologis.

Di dalam kitab Al Adabul Mufrad, Iman Bukhari Rahimahullahu Ta'ala menyebutkan satu riwayat dari Atha'. Dia berkata, aku bertanya kepada Ibnu 'Abbas, "Apakah aku harus meminta izin jika hendak masuk menemui saudara perempuanku?"
Dia menjawab "Ya"
Aku mengulangi pertanyaanku, "Dua orang saudara perempuanku berada dalam tanggunganku. Aku yang mengurus dan membiayai mereka. Haruskah aku meminta izin jika hendak masuk menemui mereka?"
Maka dia menjawab, "Ya. Apakah engkau suka melihat mereka berdua dalam keadaan telanjang?" (Hadits mauquf shahih)

 2. Membiasakan anak menundukkan pandangan dan menjaga aurat.

"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman :" Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat ". (Surah An Nuur 30)

Imam Al Bukhari, At Tirmidzi, Abu Dawud meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, dia berkata :
"Al Fadhl bin Abbas membonceng di belakang Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam. Tiba-tiba seorang wanita dari bani Khutsam menghadap untuk meminta fatwa, lalu Al Fadhl dan wanita itu sempat berpandangan. Mengetahui hal itu, Rasulullah Shallallahu' alaihi Wasallam memalingkan wajah Al Fadhl ke arah yang berbeda."

"Katakanlah kepada wanita yang beriman :"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudungnya ke dadanya (tubuhnya). Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita muslimah, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan lelaki yang tidak memiliki keinginan (terhadap mereka), *atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita*. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (Surah An Nuur 31)

Pada ayat tersebut di jelaskan tentang siapa mahram (yang tidak boleh di nikahi) seorang wanita dan non mahram.

3. - Memisahkan tempat tidur anak laki-laki dan perempuan saat berusia 7-10 tahun.

Semakin cepat semakin baik.
Dan sebaiknya memisahkan tempat tidur anak-anak dari orang tuanya sesegera mungkin setelah selesai masa penyapihan.

4. Tidur dengan posisi miring ke kanan
5. Membiasakan anak untuk tidak ber-ikhtilath (campur baur antara laki-laki dan perempuan), untuk mencegah percepatan baligh.
6. Mengajarkan anak cara mandi wajib dan sunnah-sunnahnya.
7. Menjelaskan masalah sex dan perzinahan kepada anak
8. Selayaknya kita sebagai mempersiapkan agar anak siap menikah muda

Diskusi singkat :
[12/08, 20:34] Tietien bunsay #4 kalimantan 1: Mba nambah ya...ibu sang pembasuh luka teknisnya gimana ya?kadang saya suka tuh ngomel kalo anak udah aneh2 trus kan nangis...nah didiamin sih tapi masih ada worry takut menyimpan luka pengasuhan...
[12/08, 20:36] Tietien bunsay #4 kalimantan 1: Contoh visi misnya mba?saya tuh mau rumusin cuma gak da bayangan kata2 wkwkwk...biasa kalo lembaga itu ingin mewujudkan bla bla...nah kalo visi misi pengasuhan itu kaya mana ya tekstualnya
[12/08, 20:37] Auliya MIIPB#5: Ibu sang pembasuh luka ini lbh luas lg mksdny mbk.

Klu prnh liat iklan susu (susu ap saya lupa). Jd saat si anak mengalami kesulitan, trs plg k rmh meluk ibunya.

Intinya buatlah anak merasa nyaman berbagi keluh kesahny pd kita.
[12/08, 20:39] Tietien bunsay #4 kalimantan 1: Noted... Keywordnya *buat anak merasa nyaman*
[12/08, 20:39] Link Link Liani Miipb5 Kalbar: Izin jawab dgn keterbatasan ilmu saya ya mba yang baru 2 minggu ngerasain jadi seorang ibu, saya ada marahin keponakan saya (14bulan) yg saya bawa dr jawa untuk saya urus, terus muka dia berubah yg tdnya ceria jd murung, lalu saya merubah raut muka saya dengan sedih juga dan minta maaf serta peluk dia, dan dia langsung ceria lagi.. (berhasil), mungkin bener pelukan (kontak fisik) itu bisa jadi pembasuh luka..
[12/08, 20:40] Auliya MIIPB#5: Teknisnya ini per kasus akan berbeda2 y mbk..
Klu saya saat ini krn ank saya bru berumur 4 bln, saya akan peluk dia saat dia marah k saya (udh biasa marah klu saya plg kantor kelamaan, biasa tiap 2 jm saya plg k rmh dinas buat nyusuin atw sekedar menyapa tp klu kerjaan byk trs saya plg kelamaan dia marah).

Nah klu saya, saya peluk dia..saya akui kesalahan saya padanya (ini akan membuat dia lega krn merasa didengarkan emosi n kemarahannya).
Krn bayi hormon oksitosinnya tdk bisa diproduksi lgsg oleh dirinya sendiri..hrs dirangsang dlu.
[12/08, 20:42] Auliya MIIPB#5: Tips tambahanny mbk..akui kesalahan kita dlu. Bru dia bisa nerima penjelasan kita, krn dia sdh merasa "didengarkan". Selanjutnya insya Allah dia akan mw mendengarkan.
[12/08, 20:50] Mb Nisa Harnum fasil bunsay #4 kalimantan 1: Ini biasanya anak ngerti jadwal emaknya karena terbiasa. Kalau saya tim emak ga pulang buat nyusuin ๐Ÿ˜… karena biar anak terbiasa ritme ibunya yg kerja kantoran brgkt jam 8 pulang jam 4.

Beberapa tmn sama nih yang biasa pulang siang buat nyusuin, begitu ada rapat dll ga bs pulang anaknya ngambeg.
[12/08, 20:51] Mb Nisa Harnum fasil bunsay #4 kalimantan 1: Kadang suka khilaf, papanya "tega" ibunya ikut "tega"


Pdhl saat ayah sedang tegas, peran ibu  sebagai pembasuh luka diperlukan banget ya ๐Ÿฅบ
[12/08, 20:54] Link Link Liani Miipb5 Kalbar: Harus mba kita harus tega, jadi kmrin guru ngaji saya ceritakan kalau dia sama suaminya ga boleh bela anaknya ketika suaminya lagi marahin anaknya, kita jg harus kasih hak untuk suami dlm mendidik anaknya, termasuk "tega" itu.. dan kita ga boleh ikut campur..
[12/08, 20:57] Auliya MIIPB#5: Iya ini ptg sekali.
Bergantian perannya sang raja tega n pembasuh luka. Tidak boleh tumpang tindih atw bersamaan.

Krn ank akn merasa bingung n tidak bisa membedakan mana yg salah n mana yg benar klu pd saat bersamaan suami marah lalu kita membasuh lukany.

๐Ÿ“๐Ÿ“๐Ÿ“๐Ÿ“๐Ÿ“๐Ÿ“
Review
Ternyata oh ternyata, semakin banyak pembahasan mengenai Fitrah seksualitas ini, semakin kita tau bahwa PR kita sebagai orang tua banyak sekali untuk mengantar anak kita akil Baligh tepat pada waktu dan matang bersamaan. Banyak hal yang sebelumnya kita anggap remeh, tapi setelah di materi ini, tersadarkan betapa pentingnya komunikasi produktif kita terkait tentang pendidikan seksualitas sejak dini kepada  anak anak kita agar saat mereka mulai bersosial dilingkungan luar, mereka tau norma, batasan dan menolak yang tidak sesuai.

Terimakasih kelompok 3 atas bahasannya yang kece ini.

๐Ÿ“๐Ÿ“๐Ÿ“๐Ÿ“๐Ÿ“๐Ÿ“

#Bunsaylevel11
#Fitrahseksualitas
#kuliahbundasayangIIP
♥♥♥♥♥♥♥